Rabu, 16 Maret 2011

propaganda

BAB 4. PROPAGANDA dan OPINI PUBLIK
A.    Opini Publik
1.     Opini
Cutlip dan Center pernah mengatakan bahwa opini adalah kecenderungan untuk memberikan respons terhadap suatu masalah atau situasi tertentu (Sastropoetro, 1987).
2.    Publik
Publik (public) sering diartikan umum. Bagi Karl Mannheim, public ialah kesatuan banyak yang bukan berdasarkan interaksi perseorangan, tetapi atas dasar reaksi terhadap stimuli yang sama. Reaksi itu muncul tanpa keharusan berdekatannya anggota public itu secara fisik antara yang satu dengan yang lain (Mannheim, 1985). Dalam public (Mannheim, mereka terintegrasi oleh tujuan yang dipengaruhi oleh stimuli tertentu. Oleh karena itu, dalam public ada beberapa keistimewaan; 1) Punya tujuan tertentu atau maksud tertentu, 2) Integrasi mereka menyerupai sejenis organisasi primer dimana terdapat keteraturan waktu dan tingkah laku. Mereka menduduki dan meninggalkan tempat duduk pada waktu tertentu, dan 3) (Anggota public) memainkan peran tertentu seperti sebagai penonton/pendengar atau pembaca.
Sedangkan Herbert Blumer berpendapat bahwa public adalah sekelompok orang yang tertarik pada suatu isu dan terbagi-bagi pikirannya dalam menghadapi isu tersebut dan berusaha untuk mengatasinya. Kingsley Davis menggarisbawahi bahwa public itu kelompok yang tidak merupakan kesatuan, interaksi terjadi tidak lansung melalui alat-alat komunikasi, tingkah laku public didasarkan pada tingkah laku individu (Sastropoetro, 1987).
Dengan demikian, public dalam hal ini bisa diartikan sebagai; 1) sekelompok individu yang tidak terorganisasi, 2) kelompok itu tidak mengumpul di satu tempat, tapi menyebar, bukan suatu kesatuan, 3) mempunyai interest sama terhadap suatu persoalan, 4) melakukan kontak satu dengan yang lainnya, bisaanya tidak lansung, 4) ada stimuli yang memungkinkan terciptanya public, 5) biasanya tidak  saling kenal satu sama lain.
3.    Opini Publik
Opini publik adalah kelompok yang tidak terorganisasi serta menyebar di berbagai tempat dengan disatukan oleh suatu isu tertentu dengan saling mengadakan kontak satu sama lain dan biasanya melalui media massa.

B.    Proses Terbentuknya Opini Publik
Timbulnya opini publik meliputi 2 sebab, yakni direncanakan dan tidak direncanakan. Sebuah opini publik yang tidak direncanakan kemunculannya dikeluarkan karena memang tidak mempunyai tujuan dan target tertentu. Lain halnya dengan opini publik yang direncanakan. Karena direncanakan, maka keorganisasian, media, target tertentu yang menjadi sasaran jelas disini. Dalam politik hal demikian sangat jelas sekali.
Menurut Ferdinand Tonies dalam karyanya Die Offentlichen Meinung (Sastropoetro, 1987), tahap-tahap terbentuknya opini publik terdiri dari 3 tahap;
1.    Die Luftartigen Position, pada tahap pertama opini publik masih semrawut, seperti angin rebut. Sebab, masing-masing pihak mengemukakan pendapatnya berdasarkan pengetahuan, pengalaman, dan factor-faktor lain yang melekat pada dirinya.
2.    Die Fleissigen Position, tahap kedua opini publik sudah menunjukkan ke arah pembicaraan lebih jelas dan bisa dianggap bahwa pendapat-pendapat tersebut mulai mengumpul ke arah tertentu serta jelas.
3.    Die Festige Position, tahap ketiga yang menunjukkan bahwa pembicaraan dan diskusi telah mantap dan suatu pandapat telah terbentuk dan siap untuk dinyatakan. Dengan kata lain siap untuk diyakini kebenarannya setelah melalui perdebatan dan perbedaan pendapat yang tajam.

C.    Kekuatan Opini Publik
Kekutan opini publik, yaitu:
1.    Menjadi hukum social.
2.    Melanggengkan atau menghapuskan nilai dan norma kemasyarakatan.
3.    Mengancam karir politk seseorang.
4.    Mempertahankan atau menghancurkan sebuah organisasi atau institusi.

D.    Membuat Opini Publik, Merengkuh Target Poliltik
Sebuah opini dinyatakan benar, manakala sudah tercapai suatu kesepakatan umum tentang kebenaran dari sebuah opini. Sedang untuk mencapai mencapai suatu kesepakatan tersebut membutuhkan sebuah proses atau tahapan-tahapan.
Oleh karena itu, tak bisa dipungkiri jika opini publik penuh dengan muatan kepentingan pribadi dan kelompok. Bahkan, opini publik sengaja diciptakan untuk tujuan-tujuan yang diinginkan individu atau kelompok dalam mencapai sasarannya.
Opini publik hanya bisa mencapai sasaran yang jelas, jika didukung moralitas public yang baik pula. Artinya ada semacam pertanggungjawaban kepada masyarakat. Dan tidak hanya karena ada usaha melindungi kredibilitas dirinya ia rela mengorbankan harga diri, cuek dengan opini sekitarnya, berlindung dibalik jabatan, dan cenderung menyalahkan pihak lain.

E.    Hubungan Opini Publik dengan Propaganda
Hubungan opini publik dan propaganda sangatlah erat dan tidak bia dipisahkan satu sama lain. Laswell (1927) pernah mengatakan bahwa propaganda saemata-mata adalah control opini (It (propaganda,pen) refers solely to the control of opinion) (Severin dan Tankard, 1979). Ini artinya, suatu propaganda dilakukan untuk mempengaruhi atau mengontrol opini pihak yang menjadi sasaran propaganda.
Tujuan propaganda adalah mempengaruhi sikap dan perilaku yang dijadikan sasaran propaganda. Dalam kenyataannya, sikap dan perilaku itu hanya bisa dibentuk melalui keterpengaruhan opini terlebih dahulu. Dengan demikian, opini publik bisa dikatakan menjadi perantara perubahan sikap dan perilaku sasaran propagandis. Dengan kata lain pula, opini publik menjadi alat yang baik dalam mewujudkan propaganda. Propaganda bertujuan untuk mempengaruhi opini publik. Perkembangan selanjutnya, opini publik yang sudah terbentuk untuk mendukung tujuan propaganda itu sendiri.
Namun begitu, propaganda juga bisa dijadikan sasaran dalam opini publik. Ini didasarkan pada asumsi bahwa propaganda dimulai terlebih dahulu dengan menyiapkan seperangkat apa yang dinyatakan. Dan apa yang dinyatakan ini dianggap sebagai opini publik. Jadi dimulai dengan sebuah opini, dipropagandakan, menjadi opini publik dan perubahan sikap dan perilaku sasaran propaganda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar